PARADIGMA WAHDAT AL-ULUM (Konsep Pemikiran Integritas Keilmuan Dalam Pandangan Al-Ghazali dan Ibnu Sina serta Relevansinya terhadap Perguruan Tinggi)

Penulis

  • Abd Hamid Noor Sekolah Tinggi Islam Kendal

Kata Kunci:

Wahdatul ‘Ulum, Al-Ghazali, Ibnu Sina, Perguruan Tinggi.

Abstrak

Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin harus dipahami dari berbagai aspeknya. Hal ini agar cahaya Islam menjadi penerang dalam kehidupan manusia. Sebagaimana wahyu yang pertama kali turun, umat Islam diharuskan untuk memandang dan memahami segala jenis pengetahuan dan tidak membeda-bedakan antara pengetahuan yang bersumber dari agama maupun yang bersumber dari pembacaan alam semesta (Sains). Khazanah keilmuan yang bersumber dari agama, jika dipahami secara tekstual, akan sering menimbulkan konflik dengan ilmu eksperimental. Padahal keduanya layak duduk bersama untuk memecahkan persoalan manusia. Masalah semacam ini bukan disebabkan oleh agama, tetapi oleh penafsiran agama yang salah. Juga, sikap sebagian orang yang berprasangka buruk terhadap adanya relasi agama dan sains. Padahal penafsiran Islam dalam konteks ilmu-ilmu keislaman mendekati kebenaran ketika ilmu-ilmu tersebut dapat menjawab permasalahan manusia. Bukan hanya sekedar teks suci yang bersifat konseptual-transenden suci yang konseptual-transenden tetapi juga harus pragmatis-humanis.

Unduhan

Diterbitkan

2024-07-07

Cara Mengutip

Noor, A. H. (2024). PARADIGMA WAHDAT AL-ULUM (Konsep Pemikiran Integritas Keilmuan Dalam Pandangan Al-Ghazali dan Ibnu Sina serta Relevansinya terhadap Perguruan Tinggi). Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies, 1(1), 146–165. Diambil dari https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/117