Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah <p><strong>Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies </strong>adalah jurnal yang di kelola oleh <strong>LPPM Sekolah Tinggi Islam Kendal</strong> yang mengkhususkan diri dalam Studi Islam berupa hasil penelitian lapangan, penelitian analisis konseptual, dan resensi buku dari berbagai sudut pandang. Melalui Jurnal Halaqah diharapkan dapat menjadi media komunikasi ide, ilmu pengetahuan, informasi, dan teknologi para pakar di bidang studi Islam. Fokus dan kajian artikel yang diterbitkan Halaqah adalah tentang; Studi Islam, Hukum Islam, Ekonomi Islam, Komunikasi dan Dakwah Islam, Sejarah Islam, Tradisi Islam, Tasawuf, Teologi dan Tafsir. <span class="VIiyi" lang="en"> Jurnal ini terbit dua kali dalam satu tahun, yaitu bulan Juni dan Desember. </span></p> id-ID <h4>Licensed by :</h4> <p><img src="https://e-jurnal.staimuttaqien.ac.id/public/site/images/afajar/cc-by-sa-3.0.png" alt="" width="150" height="53" /></p> <h4>This work is licensed under a <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" target="_blank" rel="noopener">Creative Commons Attribution 4.0 International License.</a></h4> <p> </p> Thu, 26 Jun 2025 13:17:31 +0700 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PERBANDINGAN PENAFSIRAN AL-BAIḌĀWĪ DAN IBNU ‘ĀSYŪR TERHADAP QS. ASY-SYAMS AYAT 9–10 https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/187 <p>Qs. Asy-Syams [91]: 9–10 memuat pesan moral yang sangat kuat tentang pentingnya penyucian jiwa dan ancaman terhadap pengotorannya. Ayat ini menjadi simpul etis dalam Al-Qur’an yang mengandung implikasi spiritual dan sosial bagi pembentukan karakter manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan penafsiran dua mufasir besar—Ibnu ‘Āsyūr dan al-Baiḍāwī—terhadap ayat tersebut, guna mengungkap perbedaan pendekatan metodologis, kerangka berpikir, dan kedalaman analisis. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan basis studi pustaka dan teknik analisis deskriptif-komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibnu ‘Āsyūr menafsirkan ayat ini secara mendalam dengan pendekatan linguistik, retoris, dan kontekstual, sedangkan al-Baiḍāwī menggunakan pendekatan normatif-teologis dengan uraian yang ringkas namun padat. Perbandingan ini menegaskan bahwa meskipun keduanya memiliki latar keilmuan dan orientasi berbeda, keduanya sama-sama memperkaya khazanah tafsir Islam dan memberi kontribusi signifikan dalam memahami pesan etika Qur’ani secara multidimensi.</p> Abdurrahman Ahady, Syafruddin Syafruddin, Zulbadri Zulbadri Hak Cipta (c) 2025 LPPM https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/187 Wed, 25 Jun 2025 00:00:00 +0700 PERAN KELUARGA DALAM MENANAMKAN AKHLAK DI ERA MODERN: REFLEKSI QS. AN-NISA: 3 https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/199 <p>Latar belakang penelitian ini berfokus pada tantangan yang dihadapi oleh umat manusia di era modern, yang ditandai dengan kemajuan teknologi, krisis sosial, dan kebingungan makna hidup. Modernitas sering kali membuat manusia terjebak dalam pandangan sempit yang melupakan kehidupan setelahnya, mengarah pada kebutuhan mendesak untuk membentuk generasi yang memiliki akhlak mulia. Dalam era Society 5.0 yang merupakan kelanjutan dari Industri 4.0, tantangan pendidikan menjadi semakin kompleks, terutama dalam pembentukan akhlak pada generasi muda. Oleh karena itu, pendidikan akhlak yang berbasis pada ajaran agama menjadi sangat penting untuk membentengi anak-anak dari pengaruh negatif teknologi dan globalisasi. Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana pendidikan akhlak dalam keluarga dapat dilaksanakan secara efektif di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana ketahanan keluarga dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengatasi tantangan zaman. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode pustaka (library research) yang berfokus pada tafsir maudhu'i. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan akhlak dalam keluarga memiliki peran penting dalam membentuk karakter individu yang berlandaskan pada nilai-nilai agama. Ketahanan keluarga yang kuat dapat membantu anak-anak untuk mengatasi pengaruh negatif teknologi dan globalisasi. Nilai-nilai yang tercantum dalam Al-Qur'an memberikan pedoman yang relevan mengenai keharmonisan dalam keluarga, pelaksanaan hak dan kewajiban, serta tanggung jawab dalam hubungan keluarga. Selain itu, penggunaan teknologi dengan bijak dalam pendidikan akhlak terbukti efektif dalam menarik perhatian generasi muda dan memperkuat pemahaman mereka tentang nilai-nilai moral. Pendidikan akhlak berbasis Islam dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperkuat ketahanan keluarga untuk menghadapi tantangan zaman.</p> Muhammad Ghoust, Muhajirin Muhajirin Hak Cipta (c) 2025 LPPM https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/199 Wed, 25 Jun 2025 00:00:00 +0700 PARADOKS BIOETIKA MEDIS DALAM PENYALAHGUNAAN ANESTESI PERSPEKTIF AL-QUR’AN https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/195 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji paradoks bioetika medis dalam penyalahgunaan anestesi perspektif al-Qur’an. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif berbasis studi pustaka dengan pendekatan <em>tafsir maudhu’i</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa al-Qur’an menekankan pentingnya menunaikan amanah dan menjaga kehormatan manusia sebagaimana termuat dalam QS. an-Nisa ayat 58. Penelitian ini menegaskan bahwa praktik medis harus dilandasi oleh prinsip etika seperti otonomi, <em>beneficence, non-maleficence</em>, dan keadilan, serta nilai-nilai syariat Islam dalam menjaga jiwa, akal, dan kehormatan. Kesimpulannya, untuk mencegah pelanggaran etika dalam praktik medis, diperlukan integrasi antara standar bioetika modern dan nilai-nilai spiritual Islam yang menekankan keadilan, amanah, dan penghormatan terhadap martabat manusia.</p> Muhammad Adhim Rajasyah, Halimatussa’diyah Halimatussa’diyah, Kusnadi Kusnadi, Pathur Rahman Hak Cipta (c) 2025 LPPM https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/195 Wed, 25 Jun 2025 00:00:00 +0700 MUNASABAH DALAM TAFSIR SURAT AL-IKHLAS KARYA K.H. AHMAD YASIN BIN ASYMUNI https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/200 <p>Kitab Tafsir Surat al-Ikhlas karya KH. Ahmad Yasin bin Asymuni menawarkan pendekatan yang khas dengan penekanan pada aspek munasabah, yaitu hubungan antar ayat dalam surah tersebut. Sebagai ulama yang produktif, KH. Yasin menyajikan tafsir yang mendalam melalui analisis munasabah yang jarang ditemukan dalam tafsir Indonesia. Buku ini memiliki sistematika yang memudahkan pembaca memahami hubungan antar ayat Al-Qur'an, khususnya dalam konteks Surat al-Ikhlas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek munasabah dalam Tafsir Surat al-Ikhlas karya KH. Yasin dan mengeksplorasi kontribusinya terhadap pengembangan tafsir di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi pustaka, di mana data utama diperoleh dari kitab Tafsir Surat al-Ikhlas. Hasil penelitian menunjukkan adanya dua jenis munasabah dalam Surat al-Ikhlas, yakni munasabah antar ayat dalam satu surah dan munasabah antar kata atau kalimat dalam satu ayat. Keunggulan tafsir ini terletak pada (a) penyajian penjelasan munasabah dalam bab terpisah, (b) penjelasan yang singkat namun jelas, dan (c) pengutipan munasabah dari dua tafsir yang berbeda, sehingga memperkaya cakupan dan kedalaman tafsir. KH. Yasin juga menjelaskan empat faedah, dua faedah pertama membahas hubungan antar ayat yang saling menguatkan, faedah ketiga menyoroti pendekatan surah dalam menangkal kemusyrikan dan ajaran teologi yang menyimpang, serta faedah keempat menegaskan kebenaran Allah dan pentingnya penggunaan kata "قل" untuk menegaskan kebenaran tersebut. Bagian kedua membahas aspek tasawuf dengan penjelasan mendalam tentang ketuhanan, serta menegaskan bahwa Allah tidak melahirkan, tidak dilahirkan, dan tidak ada yang serupa dengan-Nya.</p> Abdur Rahman Nor Afif Hamid, Muhammad Romadhon, Aviyah Asmaul Husna Hak Cipta (c) 2025 LPPM https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/200 Wed, 25 Jun 2025 00:00:00 +0700 DIALEKTIKA MORAL (ETIKA) BARAT DAN ISLAM PERSPEKTIF AHMAD AMIN https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/202 <p>Artikel ini membahas mengenai pemikiran etika dari Ahmad Amin. Ahmad Amin merupakan pemikir modern Islam dari Mesir yang memiliki konstruksi pemikiran etika yang berpijak pada alam pikiran Islam dan dipengaruhi juga oleh filsafat Barat. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode konten analisis. Metode tersebut digunakan untuk menelaah secara kritis corak pemikiran etika dari Ahmad sehingga mengarah pada pengaruh etika Barat dan Islam dalam pemikirannya. Urgensi dari penelitian ini terletak pada tinjauan adanya dialektika antara etika Islam dan Barat dalam pemikiran modern Islam. Artikel ini menyimpulkan bahwa, Pertama, pemikiran etika Ahmad Amin yang disebut sebagai ‘ilm al-akhlaq dipengaruhi kuat oleh etika Islam, yakni Al-Qur’an dan etika Barat dari Plato, Aristoteles dan aliran etika deontologi. Kedua, corak pemikiran etika Ahmad Amin adalah eklektik-kritis, yakni memadukan etika Islam yang berbasis pada kitab suci dan etika Barat yang bercorak rasioanal-empiris secara kritis.</p> M. Ikhbar Fiamrillah Zifamina, Waluyo Waluyo Hak Cipta (c) 2025 LPPM https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/202 Wed, 25 Jun 2025 00:00:00 +0700 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI DALAM AL-QUR'AN DAN RELEVANSINYA TERHADAP PRAKTIK KOMUNIKASI DIGITAL ABAD KE-21: STUDI TAFSIR TEMATIK https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/206 <p>Komunikasi yang efektif memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun profesional. Banyak kegagalan yang disebabkan oleh buruknya cara berkomunikasi, seperti kegagalan seorang guru dalam mentransfer ilmu atau seorang profesional dalam mempromosikan diri. Seiring dengan berkembangnya dunia digital, etika komunikasi menjadi sangat relevan, terutama dalam mengatasi tantangan seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan kejahatan di dunia maya. Metode dalam penelitian ini menggunakan kualitatif atau kajian pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan prinsip-prinsip etika komunikasi yang diajarkan dalam Al-Qur'an, seperti <em>tabayyun</em> (klarifikasi informasi), <em>qaulan sadidan</em> (perkataan yang benar), dan <em>qaulan ma'rufan</em> (perkataan yang baik), dalam konteks komunikasi digital abad ke-21, serta larangan terhadap prasangka buruk, <em>ghibah</em> (menggunjing), dan <em>fitnah</em> (penyebaran kebohongan). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa etika komunikasi yang diajarkan dalam Al-Qur'an sangat relevan dan penting untuk diterapkan dalam komunikasi digital abad ke-21. Prinsip-prinsip etika komunikasi dalam Al-Qur'an, seperti <em>qaulan sadidan</em> (perkataan yang benar), <em>qaulan ma'rufan</em> (perkataan yang baik), <em>qaulan karima</em> (perkataan yang mulia), <em>qaulan ma'isura</em> (perkataan yang memudahkan), dan <em>qaulan layyina</em> (perkataan yang lembut), mengarahkan kita untuk berkomunikasi dengan cara yang sopan, benar, dan menghargai orang lain. Dalam dunia digital, prinsip-prinsip ini sangat relevan untuk menghadapi tantangan seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah yang sering terjadi di media sosial. Etika komunikasi dalam Al-Qur'an juga menekankan pentingnya <em>tabayyun</em> (klarifikasi informasi), penghindaran dari <em>ghibah</em> (menggunjing), <em>namimah</em> (mengadu domba), dan <em>fitnah</em> (penyebaran berita bohong). Penerapan prinsip-prinsip ini dapat membantu menciptakan komunikasi digital yang lebih bertanggung jawab, menjaga keharmonisan sosial, serta mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh informasi yang salah atau merugikan.</p> Kgs M Choirul Muchlis, Risan Rusli, Meiti Islamdini Hak Cipta (c) 2025 LPPM https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/206 Wed, 25 Jun 2025 00:00:00 +0700 DEKONSTRUKSI JIHAD DALAM PERSPEKTIF ORIENTALIS: KAJIAN TAFSIR DAN KRITIK EPISTEMOLOGIS https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/205 <p>Tulisan ini membahas dekonstruksi konsep jihad dalam perspektif orientalis yang sering kali dikaitkan dengan kekerasan, perang dan ancaman terhadap barat. Latar belakang penelitian ini didasari oleh kesalahpahaman konsep jihad yang beredar dalam wacana barat dan pentingnya klarifikasi berbasis kajian tafsir klasik dan kontemporer. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripikan ayat-ayat jihad dalam Al-Qur’an beserta asbab al-nuzul, pandangan mufasir klasik dan kontemporer, serta kritik orientalis terhadap jihad. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif deskriptif-analitis. Data primer berasal dari ayat-ayat Al-Qur’an tentang jihad, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, artikel dan karya ilmiah lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayat-ayat jihad dalam Al-Qur’an mengandung makna yang beragam, mulai dari jihad melawan hawa nafsu, jihad moral, jihad dakwah, hingga jihad dalam bentuk perang sebagai upaya mempertahankan diri. Di sisi lain, Sebagian orientalis memaknai jihad semata-mata sebagai perang suci (<em>holy war</em>) yang identik dengan ekspansi militer dan penaklukan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa interpretasi jihad oleh orientalis cenderung bias dan tidak mempertimbangkan konteks historis serta keragaman makna jihad dalam Al-Qur’an. Kajian ini penting untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut agar konsep jihad tidak terus menerus dipersepsikan negatif dalam wacana global.</p> Mirna Elisa Hak Cipta (c) 2025 LPPM https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/205 Wed, 25 Jun 2025 00:00:00 +0700 DISKURSUS PARADOKS AYAT ASMAUL HUSNA DALAM PEMIKIRAN GABRIEL SAID REYNOLDS https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/203 <p>Kajian Al-Qur’an selama ini cenderung menekankan kohesivitas teks (munasabah) dan menghindari pembahasan paradoks yang tampak kontradiktif antar ayat. Sebaliknya, pada studi Alkitab justru menaruh perhatian besar pada konsep paradoks sebagai strategi retoris dan teologis. Tulisan ini bertujuan mengkaji pemikiran Gabriel Said Reynolds yang menawarkan pembacaan alternatif terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung paradoks, khususnya terkait <em>asmaul husna</em>. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode studi pustaka, menggunakan karya-karya Reynolds sebagai sumber primer, dan didukung dengan literatur terkait tafsir, linguistik, serta kajian intertekstualitas Al-Qur’an dan Alkitab.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa Reynolds memandang paradoks dalam Al-Qur’an bukan sebagai kelemahan, melainkan sebuah cara untuk mengungkap kompleksitas sifat Tuhan. Pendekatan ini juga mengangkat sisi intertekstual Al-Qur’an dengan Alkitab, menunjukkan keterlibatan naratif dan teologis yang saling bersinggungan antara keduanya.</p> <p>Kesimpulannya, pembacaan paradoks seperti yang ditawarkan Reynolds memperkaya studi tafsir kontemporer dengan membuka ruang interpretasi multidimensional. Pendekatan ini menantang dominasi pemahaman tekstual yang terlalu menekankan harmoni dan membuka potensi dialog antaragama. Dengan demikian, studi paradoks dalam Al-Qur’an, khususnya dalam konteks <em>asmaul husna</em>, dapat menjadi pintu masuk untuk mengembangkan teologi Islam yang lebih reflektif dan inklusif.</p> <p>Keywords: Paradoks, <em>Asmaul husna</em>, Al-Qur’an, Alkitab</p> Nurma Masudah Hak Cipta (c) 2025 LPPM https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 https://jurnal.stik-kendal.ac.id/index.php/halaqah/article/view/203 Wed, 25 Jun 2025 00:00:00 +0700